Melanjutkan pembahasan tentang 8 Macam Kain Untuk Produsen Kaos Polos bagian 2

5.     Rayon

Rayon atau yang dalam bahasa Inggris memiliki nama viscose adalah kain yang berasal dari serat buatan (sintetis).

Meski berasal dari serat buatan, tetapi bahan dasar pembuatan kain ini berasal dari bahan alami yaitu selulosa suatu pohon. Jadi sebenarnya rayon merupakan kain semisintetis.

Kain rayon memiliki karakteristik terasa lembut dan dingin di kulit serta tidak kaku.

Rayon biasanya memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan kain lain yang telah di sebutkan sebelumnya.

6.     Cotton Viscose

Sesuai dengan namanya, cotton viscose merupakan kain yang terbuat dari gabungan cotton combed dan viscose (rayon).

Perandingannya adalah 55% terbuat dari rayon dan 45% terbuat dari cotton combed.

Penggabungan kedua bahan tersebut membuat kain cotton viscose memiliki tekstur yang lembut di kulit, bersifat dingin, mudah menyerap keringat dan tidak mudah menyusut bila dibandingkan dengan cotton combed.

7.     Hyget

Jika dibandingkan dengan bahan-bahan yang lain, hyget adalah bahan paling tidak berkualitas karena terbuat dari plastik sehingga menjadikan kain ini terasa panas, tidak menyerap keringat dan sangat tipis.

Kain ini biasanya digunakan untuk membuat kaos dalam jumlah yang sangat besar.

8.     Pique

Bahan terakhir yang biasa digunakan oleh produsen kaos polos dalam pembuatan kaos adalah kain pique.

Kain pique adalah kain yang umumnya khusus digunakan untuk membuat kaos polo dan tidak pernah digunakan untuk membuat kaos oblong.

Kain pique merupakan kain yang memiliki pori-pori sehingga dapat menyerap keringat. Karena memiliki pori-pori menjadikan kain ini tidak terlalu lembut di kulit.

Pique terbuat dari 100% kartun, 100 polyester atau gabungan dari kedua bahan tersebut.

Kekurangan dari kain ini adalah bahannya yang mudah menyusut bila dicuci. Berapa banyak penyusutannya pun tidak bisa diprediksi karena tidak pasti. Namun jangan khawatir, penyusutan tersebut biasanya hanya terjadi pada pencucian pertama dan kedua.

Kain pique dibedakan menjadi 2 macam yaitu kain Pique Polo dan Pique Lacoste.

Sebenarnya Polo dan Lacoste merupakan nama brand/pabrik yang memproduksi kain tersebut tetapi kini kedua nama tersebut telah umum digunakan untuk membedakan jenis kain pique.

Kain pique Polo  memiliki pori-pori yang kecil dan tidak terlalu mencolok sehingga kain pique Polo tidak hanya bisa digunakan untuk membuat kaos polos saja tetapi juga dapat diberi tambahan bordir atau sablon.

Sementara kain pique Lacoste memiliki pori-pori yang lebih besar bila dibandingkan dengan pique Polo. Selain itu pique Lacoste terasa lebih kasar karena pori-porinya lebih besar dan tingkat kerapatan rajutannya yang renggang.

Pori-porinya yang besar dan rajutannya yang renggang membuat kain pique Lacoste tidak dapat diberi tambahan sablon tetapi masih memungkinkan untuk diberi tambahan bordir.

Kain pique Lacoste sendiri dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

·         Lacoste Polyester

·         Lacoste Cotton

·         Lacoste CVC

Sesuai dengan namanya, kedua macam kain Lacoste tersebut terbuat dari plyester dan cotton. Perbedaan antara Lacoste Polyester dan Cotton adalah tingkat kemampuannya dalam menyerap keringat.

Lacoste cotton memiliki kemampuan menyerap keringat yang lebih baik dibandingkan dengan Lacoste polyester. Selain itu Lacoste cotton terasa lebih dingin di kulit.

Sementara Lacoste CVC merupakan jenis pique dari Lacoste yang menggabungkan antara katun dan polyester sehingga kain ini terasa agak panas di kulit tetapi lebih baik jika dibandingkan dengan Lacoste 100% polyester.

Demikian ulasan mengenai macam-macam kain yang biasa digunakan oleh produsen kaos polos.